Arsitektur Three-Tier adalah pendekatan klasik dalam pembangunan aplikasi web berskala besar. Model ini memisahkan aplikasi menjadi tiga lapisan utama: Presentation Layer (Web Tier), Application Layer (Logic Tier), dan Data Layer (Database Tier). Di dalam ekosistem Amazon Web Services (AWS), setiap tier ini dapat dibangun dengan layanan cloud yang scalable, secure, dan high-availability.
Apa Itu Three-Tier Architecture?
Three-Tier Architecture membagi komponen aplikasi berdasarkan tanggung jawabnya:
Web Tier (Presentation Layer) – Menangani permintaan dari pengguna, biasanya berupa antarmuka pengguna (UI).
Application Tier (Logic Layer) – Menyimpan dan menjalankan logika bisnis dari aplikasi.
Database Tier (Data Layer) – Bertugas menyimpan data aplikasi secara persistens.
Struktur ini tidak hanya membantu dalam modularitas dan maintainability, tetapi juga memungkinkan pengelolaan infrastruktur yang lebih fleksibel dan efisien di cloud.
Manfaat Three-Tier Architecture di AWS
Scalability – Masing-masing tier bisa diskalakan secara independen.
High Availability – AWS menawarkan infrastruktur dengan redundansi dan failover otomatis.
Security – Pemisahan akses dan penggunaan VPC/subnet untuk tier yang berbeda.
Maintainability – Modularitas memudahkan debugging dan pembaruan sistem.
Step by Step Implementasi Three-Tier Architecture di AWS
Sebelum kita lanjut pada tutorial kali ini saya menggunakan stack wordpress sebagai pengujian Three tier architecture, mungkin agak sedikit berbeda tapi kurang lebihnya sama karena hanya beda web aplikasi yang di gunakan
Architecture jaringan
- VPC
- Dua public subnet yang tersebar di dua Avaibility Zone (Web Tier)
- Dua Private subnet yang tersebar di dua Avaibility Zone (Application Tier)
- Dua Private subnet yang tersebar di dua Avaibility Zone (Database Tier)
- Satu public tabel route yang menghubungkan public subnet ke internet gateway
- Satu private route tabel yang menghubungkan subnet private application dan nat gateway
